Parang adalah benda tajam pipih yang terbuat dari besi panjang , berfunngsi sebagai alat bantu bagi beberapa kalanagan masyarakat, seperti memotong dan sebagainya. Selain itu, parang juga menjadi senjata adat bagi beberapa suku didunia , salah satunya dikalimantan yaitu suku Dayak, mereka menggunakan parang yang disebut Mandau.
Terlepas
dari dari mandau berbagai jenis parang juga banyak jenisnya didaerah Kaimantan
dan tentunya parang tak terlepas dari Kumpang atau sarung parang tersebut.
Berbagai jenis kumpang dengan variasi bentuknya juga yang unik. Salah satu
daerah di hulu sungai selatan ,Kalimantan selatan yaitu sungai raya adalah salah satu
sentr
al pengerajin kumpang, tepatnya didesa Sarang Halang.Bapak Anjar dan beberapa rekannya adalah salah satu kelompok pengerajin Kumpang parang didesa Sarang halang, Sungai raya ini. Meneruskan usaha keluarga tutur mereka yang menjadi dorongan kuat menekuni usaha ini terlebih juga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Bapak anjar menekuni usaha ini sejak tahun 1994, mereka belajar secara otodidak atau meniru apa yang mereka lihat dari orang tuanya menbuat kerajinan ini.
Bahan yang para pengerajin ini pakai
adalah jenis kayu yang relatif ringan dan mudah dibentuk seperti jenis kayu Pulantan. Mereka mendapatkan bahan baku ini dari daerah
pegunungan, seperti Loksado dan sekitarnya dengan harga dua ribu rupiah per
baloknya.
Usaha yang pekerjanya didominasi
oleh kaum bapak ini dilakukan pak Anjar di bengkel kerja didepan rumahnya
sendiri, dengan gambaran ruang terbuka dan beratap yang cukup luas dan suguhan
televisi menghibur mereka di jam kerja. Alat alat yang mereka gunakan yaitu
gergaji mesin, pisaukecil atau pisau tarah ,dan beberapa alat tambahan lainnya
seperti lem dan cat.
Proses
pengerjaannya dimulai dari kayu biasa yang kemudian diberi bentuk dasar dari
kumpang, lalu dibelah dua, setelah itu tahap selanjutnya diberi rongga untuk
tempat memasukan parang, sesuai ukuran parang. Kemudian sisi dari kayu yang sudah
dibelah tadidiberi lem fox untuk merekatkan. Lalu dihaluskan dan diberi bentuk
tambahan dengan ditarah dan di amplas.
Tahap tersulit menurut bapak bapak itu adalah saat tahap menarah dan
pembelahan. Ditempat ini memproduksi 2 macam bentuk kumpang dan beberapa hulu
jenis parang.
Dalam seminggunya bapak Anjar dan teman teman bisa menghasilkan 50-60 kumpang dan dihargai paling murah duabelas ribu rupiah per kumpangnya. Masalah pemasarannya biasanya akan dijual berpartai atau kepengumpul, namun ada juga pelanggan yang sengaja datang dan memesan sendiri kumpang ini.
Faktor
keuntungan yang masih terjamin menjadikan
bapak bapak ini masih mempertahankan usaha, terlebih dikampung ini juga
adalah sentral pembuatan kumpang yang cukup terkenal. Harga jual yang relatif
stabil dan juga pelanggan yang terus ada. Meneruskan usaha warisan orang tua
mungkin juga menjadi faktor pendukung. Keunikan produk ini dibanding dengan
pengerajin lain didesa Sarang halang ini adalah bentuknya yang masih sangat
tradisional meski dengan bentuk yang terbilang sangat sederhana.
Proses pembuatan kumpang parang
sudah dimulai sejak berpuluh tahun dulu dan mungkin lebih lama lagi, cara
penerusannya dengan pewarisan pekerjaan dan keahlian. Pekerjaan ini termasuk
pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh ahlinya untuk menghasilkan kerajinan
yang bagus. Bahkan harus belajar bertahun tahun seperti bapak bapak pengerajin
dari desa Sarang halang itu, pelestarian kerajinan ini sangat dibutuhkan karena
mungkin suatu hari pekerjaan ini akan mengalami berbagai halangan, seperti
hilangnya ahli ahli pengerajin dan sebagainya. Untuk pemasarannya , akan lebih
baik jika pemerintah ikut bekerja sama dan memberikan jalan cerah untuk ekspor
keluar daerah.
0 komentar:
Posting Komentar